Wednesday, February 4, 2009

Kesalahan Membedong Bayi

Bayi mana sih yang kita lihat belum pernah dibedong? Alasan yang sering dikatakan adalah agar kakinya lurus, dan agar bayinya merasa hangat. Ini ada ilmu dari dokter tulang tentang membedong bayi.

Mem”bedong” bayi atau membungkus bayi dengan kain setelah bayi lahir, sangat umum dipraktekkan di Indonesia. Sebenarnya, teknik membungkus bayi dengan kain setelah lahir dapat dilakukan, asal jangan terlalu ketat. Namun, masih banyak tenaga medis [dokter, bidan, dukun bayi] yang kurang memahami bahwa sebenarnya membungkus bayi terlalu ketat, sehingga memposisikan sendi panggul bayi dalam keadaan ekstensi dan adduksi [lurus dan arahnya mendekati garis tengah tubuh], sangat tidak dianjurkan. Mengapa? Berikut adalah penjelasannya dari sudut pandang ilmu Orthopaedi.

Saat lahir, 1 dari 80 bayi mengalami kelenturan sendi panggul yang berlebihan, dan hal ini mungkin bersifat genetik [Salter, 1999]. Jika setelah lahir, atau pada beberapa minggu pertama usia bayi, sendi panggul diposisikan dalam keadaan lurus/ekstensi dan bayi tersebut memiliki kondisi sendi panggul yang sangat lentur, maka bisa terjadi dislokasi collum femoris [bagian 'kepala' tulang paha]. Dislokasi ini kemudian dapat kembali secara spontan atau akan tetap dalam kondisi seperti itu. Sebenarnya, bayi yang sejak lahir mengalami kelenturan sendi panggul abnormal, secara spontan akan mengalami stabilisasi sendiri dalam 2 bulan pertama. Namun, jika sendi tersebut dipertahankan dalam posisi lurus/ekstensi maka akan cenderung mengalami dislokasi atau subluksasi. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya perubahan skunder yang progresif pada semua struktur di dalam maupun di sekitar sendi panggul. Dan pada akhirnya akan menyebabkan bayi tersebut pada suatu kelainan yang disebut dengan Developmental Dysplasia of the Hip [DDH], suatu kelainan yang apabila tidak diterapi dengan tepat akan mengganggu kualitas hidup individu.

copied from dr. Rudi Dewantara

Semoga bisa memberi pencerahan.

No comments: