Saturday, June 11, 2011

"Wong" Punya Duit, Tapi Kok...

Mengikuti pedoman perawatan bayi sesuai ilmu pengetahuan terbaru, baik melalui buku atau milis, membuat saya dianggap aneh oleh mama dan kerabat dekat. Yang parahnya lagi, saya dikira sedang mengalami krisis ekonomi keluarga :D.

Yang pasti membuat mama saya "meradang" dan tidak sabar adalah keputusan saya untuk memberikan ASI eksklusif saat Azki lahir. Saya menolak membeli susu formula dan botol2nya. Akhirnya mama saya pergi ke swalayan dan beli sekotak susu formula dan menyuruh suami saya membeli botol susu. Mama saya bilang: Nanti kalo kurang mama tambahin lagi (uangnya).

Selain urusan susu, urusan kosmetik bayi juga dibawa2. Saya diomelin karena ga mau ngasi cologne, bedak, krim segala rupa, untuk Azki. Saat bayi Azki cuma diberi sabun yang fungsinya integrated seluruh badan, dan minyak telon. Mama bilang: Azki kok baunya acem?

Berikutnya,, urusan ke dokter. Berbekal ilmu yang menyebutkan bahwa batuk pilek adalah karena virus dan tidak perlu diberi AB, saya kekeuh ga mau bawa Azki ke dokter saat dia demam ringan, batuk, dan pilek. Dan akhirnya mama saya bertanya: Apa kamu lagi ga megang uang?

Kalo diinget2 lagi kok rasanya pengen tertawa. Da kumaha atuh, sudah diberi penjelasan bolak balik, ngga mau ngerti juga si mamah teh.

Untuk (anak) yang kedua ini,, saya sudah menemukan satu cara baru untuk memancing mama berkomentar serupa :D Ya, saya kontrol saja ke bidan, sesekali waktu ke praktisi obgyn (SpOG). Sebelumnya, seperti biasa, saya browsing2 dulu laah..biar lebih mantab di hati kenapa musti ke bidan. Pengalaman satu-dua teman sealmamater di pulau dan negeri seberang menguatkan keyakinan saya untuk mendatangi bidan. Ditambah lagi, Alhamdulillah saya punya riwayat kesehatan yang bagus di kehamilan pertama. (tindakan caesar itu hanyalah keputusan di masa injury time).

Jujur, yang saya cari bukanlah harga murah. Ini perlu saya jelaskan mengingat ada seorang rekan yang menyatakan bahwa tidak pantas untuk anak kok kita itung-itungan masalah biaya, karena jangankan biaya, nyawa pun kita bisa bayar. Saya hanya mencari sistem pengobatan/perawatan kehamilan dan bayi yang rasional, yang efisien (tepat guna), dan tentunya aman. Kalopun itu lebih murah, anggaplah itu nilai plus. Toh saya juga pernah 'membayar mahal secara ekonomi' dalam rangka mendidik Azki. Nothing's free in this parenting world..:)