Sunday, February 8, 2009

Bersuci

Beberapa hari yang lalu, aku ngajak Azki maen-maen ke tetangga. Ini ga jelas, sapa yang sebetulnya bermain, aku atau Azki, hihihi...Tapi ada satu peristiwa menarik yang mungkin bisa dijadikan renungan (ceilee, merenung..)

Lagi enak-enaknya ngobrol (ibu-ibu, bukan bayinya), ujug-ujug a.k.a tiba-tiba satu batita ngompol, pipis di celana. Dengan gerakan sigap, sang ibu melepas celana si anak dan menggantinya dengan celana baru. lalu terjadilah tanya-jawab:

Aku : Kok ngga dibawa ke WC?
Si ibu : Heh?ngapain?
Aku : Buat cebok
Si ibu : Ngga. biasanya juga gini kok. (sambil mengelap lantai yang terkena ompolan anaknya tadi.ngelapnya pake celana yang tadi kena ompol)
Aku : oo..(manggut-manggut sambil mengerutkan dahi)

Jadi intinya apa? Intinya aku geuleuhhhhhhh.....Hmm, rupanya begitu ya cara sebagian orang untuk memberihkan anaknya dari hadats kecil. Kenapa aku tidak menganggap itu normal ya?

"Kebanyakan azab kubur disebabkan oleh buang air kecil" (HR Ahmad)

Mungkin ini yang bikin aku was-was.
Bagi sebagian orang, menceboki bayi itu tidak perlu. yang penting bajunya bersih. tapi ternyata itu ngga cukup.
Setelah kupikir2, menceboki anak sejak mereka bayi bisa dijadikan ajang pembiasaan, dan mendidik anak bahwa kebersihan itu sebagian dari iman. Bayangkan, sudah berwudlu, mau solat, tapi ngga cebok. Solatnya jadi ngga sah.

Saran aku, biasakanlah anak cebok, walopun dia ngga ngerti. lama-lama dia akan menganggap itu menjadi keharusan, dimulai saat dia sudah lulus toilet training.

Mengajarkan anak bersuci memberikan sense kebersihan (tapi ga sampe obsesif kompulsif lho). Menghindarkan ia pula dari siksa kubur. Mungkin kita perlu 2 tahun untuk membuat anak cebok sendiri. tapi apa artinya 2 tahun itu dibanding siksa kubur sampai kiamat. na'udzubillahi min dzalik.

wallahu a'lam bishshawab

No comments: