Friday, September 21, 2012

Beres-beres


Setelah lebih dari 3 tahun, akhirnya kami dapat kesempatan untuk memperbaiki tampilan halaman belakang. Setelah si rupiah itu terbang buat bayar printilan ini-itu-anu-inu... akhirnya ada yg bisa kami gunakan untuk beres-beres halaman belakang.

Selama ini halaman belakang teronggok seperti area buangan. Gudang terbuka lah, penampakannya. Dindingnya polos tanpa plesteran, lantainya tertutup batu split sisa ngecor, sebagian lantai -sekitar 1 meter dari tepi dinding- hanya diplester, tanpa ubin. Atapnya pun langit, padahal di area ini ada mesin cuci dan motor yang diparkir. Karena kondisinya yang ga elit ini, otomatis kami pun memperlakukannya dengan penuh tidak hormat *halah apa sih* maksudnya, treatment-nya ga seperti treatment kami ke ruangan lain yang rajin dibersihkan, disayang-sayang,, jadi beres2 area belakang ini adalah opsi terakhir kalo udah stuck ga tau mau ngapain lagi, hehehee..

So.. proses yang sedang kami lakukan antara lain:
- plester-aci-cat dinding
- bikin planter box di sisi selatan halaman
- bikin dudukan mesin cuci setinggi 15 cm
- pasang ubin coklat di teras seluas 7 m" dan tepian planter box
- pasang ubin krem di area cuci seluas 3 m"
- pasang wall cover batu andesit untuk dinding selatan, yaitu dinding yang terlihat dari dapur
- tabur rumput gajah mini
- tanam tanaman yang low maintenance, maklum saya pemalas tapi pengen liat yg seger2 di halaman, heheee
- pasang pot gantung di dinding batu andesit
- pasang lantai batu untuk parkiran motor
- pasang paving block untuk carport
- pasang kanopi polycarbonate

Hoshhhh... buanyakkk... tapi ini belum termasuk halaman depan. Yak, bener, halaman depan rumah kami belum diolah. Hmm... ternyata kalo melihat rumah temen2  kami yg sudah 'mapan', rumah kami ini ga ada apa-apanya. Masiiiih ada yg harus ditambah. Tapi seperti kata Kanjeng Uti bilang: bersyukurlah punya rumah tanpa punya utang di bank, ga seperti mamamu ini dulu, bisa punya rumah di Bandung perjuangannya sampe makan ati. Pantaslah ya rumah Bandung ga dijual,,ternyata sejarahnya begitu mengesankan.

Walopun secara fisik rumah ini masih ada beberapa kekurangan, misalnya lantainya kurang 2 lagi, hehehee.. tapi yang paling penting saya bahagia di rumah ini bersama suami dan anak-anak. Keinginan duniawi yang 'aneh-aneh' bisa diredam setiap kali saya ingat setiap nasihat mama saya.

Ah, rumah pertamaku....
*kok tiba2 mellow..*
*hushh jauh-jauhlah kau, mellow...*

2 comments:

Lidya Fitrian said...

fotonya mana nih ? :)

mommy-azki said...

ahahaha.. baru keingetan kalo belum ada ambil foto perbaikan halaman :D ntar lah yaa, nunggu kamera-nya siap, hihihi