Tuesday, November 5, 2013

Karena Kita adalah Pakaian Suami

Copast dari status dari seorang temen di Facebook:

Hal ini mengingatkan saya pada obrolan para istri. Dimana mereka
terkadang curcol tentang suami mereka, saling bercerita bahwa
mereka melakukan hal-hal yang menyebalkan terhadap suami
mereka, atau bahkan mem'bully' suami mereka. Mungkin tidak
dengan fisik, tapi mungkin dengan sikap (mendiamkan, cemberut),
dengan kata-kata (menuduh, menyindir, mengejek) dan lain-lain.
Belum lagi para istri ini suka menuntut, meminta hak dengan
melupakan kewajiban, melarang suami melakukan hal-hal yang
disukainya tanpa alasan, melarang suami membelanjakan
penghasilannya sendiri, dll.

Saya hanya berpikir, kalau di luar sana ada gadis yang bersedia
melakukan berbagai hal agar para suami itu nanti akan
mencintainya, lalu bagaimana para istri ini akan bisa bersaing
dengan kebiasaan seperti itu? :P


Heemmm...baiklaaah, saya akan berhenti membicarakan "aib" -kalo emang bisa disebut aib- suami. Karena suami itu pakaian buat istri, dan istri itu pakaian buat suami. Sama-sama harus saling menutupi kekurangan. Karena di luar sana selalu ada tikus beranting, musang bergelang, dan curut bergincu yang suka nyari korban berupa pria beristri, karena -ceunah- pria beristri lebih menantang untuk digoda.
*istighfar seharian*

Sesungguhnya saya juga bingung kalo ada istri suka critain suaminya kemana-mana, sampe2 saya bisa ngebaca karakter suaminya. Haah,, ngebaca karakter?? sounds spooky eh? wehehehee enggaaaak,, engga spooky, biasa aja koook. Btw bingungnya kenapa? yaa bingung aja, knapa suami yang udah jungkir balik ngasi nafkah lahir batin kok ya masih dikomplain. Di rumah dikomplain,dicemberutin,, eh di luar rumah masih pula diomongin ke orang2 yang ga ada hubungannya dengan rumah tangga ybs. Saya pribadi sih ngga suka ya kalo suami saya di depan orang bilang, misalnya: iya nih si Laily main WA mlulu, iya nih si Laily ga pernah masak. Ya emang saya jarang masak, tapi nada bicaranya yg semacam nenek-nenek ngeluhin ini-itu emang terdengar seperti orang yang sebel. Untungnya suami saya ga suka komplain tentang saya di depan orang lain. Eh ato pernah tapi saya ga tau? :D

yasuwd lah yaaa,, jangan meludah di kolam yang airnya kamu minum. Jangan jelekin suami yg duitnya kamu pake buat blanja dan berlibur. Jangan jelekin suami yang ngebeliin istrinya gadget buat main socmed :D.
Sekian. Perlu self-toyor? oke, pelan aja tapi yak, soalnya saya ga segitu hebohnya crita2 soal suami, aackakakakakaa :D

4 comments:

Lidya Fitrian said...

sekecil apapun tetap aib ya. teirma kasih sudah di ingatkan

Anonymous said...

aaaaak suamih mana suamih.... *salim*

makasih yah udah diingetin :")

Idah Ceris said...

Tidak ada manfaatnya sama sekali membuka aib orang lain ya, Mba. Terlebih jika itu aib suami dan keluarga kita.

dea said...

makasih ya mbak sudah mengingatkan :)