Saturday, December 27, 2008

Pilih mana, ngontrak rumah atau PMI?

Semua pasangan baru tentunya menginginkan tempat tinggal yang nyaman dan layak huni bagi keluarganya. Berbagai standar tentang rumah beserta dana yang harus disiapkan lalu ditetapkan atas kesepakatan kedua belah pihak untuk mewujudkan rumah impian. Tetapi, kadang yang terjadi adalah, standar tidak match dengan dana, atau dengan pertimbangan lain, membuat rumah idaman menjadi hajat yang tertunda. Nah, untuk pasangan yang mengalami hal ini, solusi yang diambil biasanya adalah Mengontrak rumah atau Menjadi 'refugee' di rumah mertua (mertuanya bisa mertua suami atau mertua istri). Dua hal tersebut mempunyai plus-minusnya masing-masing.


Mengontrak rumah
Sisi plusnya, Pasangan memiliki privasi dalam hal mengurus manajemen rumah tangga, terutama istri (karena dia kan ratunya dapur dan manajer pembersihan, hehe..). Kalau sudah punya anak, si istri bisa mendidik anak sesuai standarnya nyaris tanpa interupsi pihak mertua. Lalu, jika mengontrak di daerah dekat kantor, tentunya akan menghemat waktu, transport, dan intangible matter yaitu tenaga. Walopun tidak ekonomis dari segi uang sewa, tetapi menjadi ekonomis jika dilihat dari segi waktu, konsumsi BBM, dan tenaga.

Sisi minusnya, Adanya dana yang relatif besar yang tidak produktif karena 'dibuang' untuk hal yang bukan milik penyewa rumah. Ya kan? Uang sewa itu tidak kembali pada keluarga tersebut dalam bentuk hak milik. Intinya, berkurangnya tabungan.


Tinggal dengan mertua

Sisi plusnya, adanya tempat untuk saling ngobrol antara menantu dan mertua. Dari segi sosialisasi tentunya bagus. Menantu cewe jadi bisa mendapatkan preseden bagaimana mengurus rumah, anak, dan suami. Menantu cowo bisa ngeliat aslinya si istri kalo di rumah kaya apa. Trus bisa nabung uang sewa.
Sisi minusnya, semua orang juga tau. Berkurangnya privasi untuk kedekatan suami-istri. Kalo sudah punya anak, pasti ada ketidakcocokan pola pengasuhan anak antara kakek-nenek dan ortunya si anak. Biasanya kakek-nenek manjain cucunya, tapi ortu si anak lebih strict. Buat menantu cowo, mungkin khawatir akan kehilangan leadership di mata istri, karena istri bingung nurut siapa, wong numpang di rumah ortunya, tapi ada suami yang harus diturut. Bingung deeeh.... Buat menantu cewe, jadi bingung untuk urusan rumah tangga, karena dalam satu rumah ada dua ratu, dua raja. Mau masak, apakah harus masak buat suami atau semuanya? Mau nyuci, apakah nyuciin baju suami atau semuanya? Mau nyetrika, apakah nyetrikain baju suami atau semuanya? Kalo ngurusin suami doang, ntar dibilangnya ga tau diri, wong numpang kok ga bantu-bantu. Tapi kalo mau dikerjain semuanya, bisa kurus si menantu. Nah lho...bingung lagi deeeh...

Wherever you will live, atur-aturlah itu semua sisi minusnya biar bisa jadi sisi plus. Atau mau ambil rumah dengan proses KPR? itu juga lebih baik, asal proposal kreditnya di-approve sama bank (ya eyyalaaah..)

No comments: