Friday, May 21, 2010

Azki The Traveller

Rupanya Azki masih berkelakuan sama kalo dibawa liburan ke luar kota: Mogok Makan.
Hal ini terbukti saat long wiken minggu lalu kami berlibur ke Sukabumi. Dari Jumat siang menjelang berangkat hingga Senin pagi saat sampai di rumah, Azki mengunci mulutnya untuk banyak jenis makanan.

Azki memulai perjalanan luar kota-nya sejak bulan Oktober tahun lalu. Oktober, Desember-Januari, Februari, dan Mei ini, semuanya dilalui dengan mogok makan. Ibu kira itu karena jenis kendaraan yg ditumpangi. Pertama bis AKAP, berikutnya kereta, lalu dua yang terakhir mobil. Mobil pun pengendaranya beda, Yang pertama dikendarai teman ayah yang nyetirnya ajrut2an. Yang terakhir ke Sukabumi ini dikendarai akungnya Azki yang walopun ngebut tp tetap smooth saat ngerem atau saat pindah gigi. Jadi apa ya yg menyebabkan Azki selalu mogok makan gini? Mungkin perutnya ga enak ya klo diajak jalan jauh. Atau sudah terjadi bonding yg begitu erat antara Azki dengan lingkungan ke-betawi-annya? Hehehe..kayanya ga segitunya ya..Oooh, mungkin Azki takjub dengan lingkungan baru sampai2 lupa kalo lagi lapar^_^ terutama karena ada tante Amah-nya yg dateng dari Solo: Azki kan suka banget sama ABG, dan tante Amah alias Rahma adik ibu ini memang masih berumur15 tahun. Nah, klop kan?

Kalo terus-terusan begini, sampai kapan ibu bakal berhenti traveling? Kapan ibu bisa jalan2 ke luar kota dengan Azki yang gampang makan? Hmm..menunggu waktu saja lah,

Plagiator, Pembangkang Cilik, dan Tukang Suruh-suruh

Apa keunikan batita seperti Azki? Mereka plagiator ulung! Apa aja ditiru. Omongan dan perilaku orang tua adalah role model mereka. Tontonan di TV juga memberi pengaruh yg ngga sedikit. Maka dari itu, orang tua sebaiknya selalu mencontohkan cara bicara, perilaku, dan program televisi yang baik. Ngomong2, apa ya yg ditiru Azki? Check these out!

-Memakai sepatu kerja ibu
-Menyiram tanaman
-Menyeterika baju
-Memukul body samping TV (meniru gerakan babanya yg suka mukul TVnya yg agak error)
-Pura2 nelpon
-Memakai topi dan ransel, bergaya mau pergi ke sekolah
-Mengisi gelas2 dengan air dispenser dan diberikan ke tamu
-Pakai dasi seperti ayah
-Masuk2in segala mainan ke panci trus pura2 masak
-Pura2 bermain piano di ambalan beton, seperti yang dilakukan Elmo
-Membuang-buang air di ember, pura2nya menyiram sesuatu.
-Memasukkan keping2 CD ke tempatnya, meniru ibu yang sedang beres-beres
-Memasukkan benda2 ke bak truk mainannya, seperti truk penganngkut barang yang selalu lewat di depan rumah.

-Suka bergaya pake kacamata ayah/ibu, cuma dipasangnya di leher. Giliran dipakaikan kacamata hitam buat anak2, malah nolak.

Men-charge hape ayah/ibu

Selain menjadi plagiator, Azki sudah mulai menjadi “Pembangkang” cilik. beberapa aturan penting dari ibu sudah mulai dibantah. Misalnya:
-pipis dan pup di potty, mandi, dan menyikat gigi. Sekarang Azki ga mau diajak ke potty. Yang ada malah pipis/pup ga pake bilang. Padahal bulan2 lalu kan bilang Nak.. Hiks..pake diaper lagi..mau pake clodi tapi lampin/nappynya dah ngga sanggup nampung urine-nya.

-Mandi? Wah perjuangan, soalnya ini anak pasti pake jejeritan yg menyayat telinga. Baru mau mandi kalo diawali dgn pipis/pup, kan cebok bs dijadikan alasanJ (untung masih mau cebok)

Ngga mau makan nasi, maunya lauknya aja. Atau kebalikan, makan nasinya aja, lauknya ga mau.

Selain “Pembangkang Cilik”, Azki juga sudah menjadi “Tukang Suruh-suruh”.
-Kalo ayahnya berangkat kerja pake helm ibu, pasti Azki akan nyuruh ayah memakai helmnya sendiri.

-Kalo ibu fesbukan pake hape ayah dan ketahuan sama Azki, Azki akan menyuruh ibu mengembalikan hape tsb ke ayah. Brani menolak permintaan juragan? Siap-siap aja mendengar juragan cilik ini menjerit-jerit :D
-Kalo lagi anteng2nya nonton VCD Elmo, Azki akan seenaknya nyuruh ibu ganti VCDnya dengan Barney. Baru 5 menit, nyuruh ibu ganti dengan VCD Upin-Ipin.
-Kalo mau pergi2, Azki akan menunjukkan ke ibu perlengkapan yg harus dibawa, misalnya jaket, jilbab, gendongan Azki, sepatu Azki, jaket Azki, helm, tas ibu.. Aduh..kok dah kaya EO aja tho Nduk..
-Kalo sudah pulang dari pergi-pergi, Azki akan menunjuk2 jilbab ibu dan berkata “Kaa..Kaa..” Maksudnya ibu disuruh BUKA jilbab, kan sudah ngga di luar rumah. Aih Azki, kamu sudah paham ya kalo di luar rumah, ibu harus pake jilbab
-Kalo sedang menatap poster gambar hewan/buah, Azki akan memanggil ibu untuk menyebutkan hewan/buah apa yg sedang ditunjuk sama telunjuk mungilnya. Kalo ibu ngga nurut, Azki akan mencolok mata ibu, atau menarik rambut ibu, atau gimana lah caranya biar ibu “pay attention” ke dia.
-Kalo melihat gambar kelapa di poster, Azki akan berkata “Ais..Ais” sambil telunjuknya mengarah ke luar rumah. Ini maksudnya ibu disuruh beli es kelapa muda di depan rumah. Wah ya repot kalo nunjuknya 10x sehari.
-Kadang-kadang kalo Azki lagi mimi dan tau ibu lagi smsan, Azki akin merebut hape, menyembunyikannya di punggungnya, dan melanjutkan miminya. Kalo ibu minta, pasti dia akan ngomong, “Mauuu…” alias ngga mau ngasih, sambil geleng2 kepala.

Thanks to Allah SWT for giving me this amazing baby J So this is “The Joy of Motherhood”

KTP baruuu..Warga Baruu..

Akhirnya aku resmi juga menjadi warga kota Tangerang ^_^ padahal sudah hampir 1.5 tahun tinggal di sini, tapi baru minggu lalu diresmikan melalui pembuatan KTP. Sebelumnya aku ber-KTP Solo. Sebelum Solo, aku ber-KTP Bandung. Ohya, sembari ber-KTP Bandung, aku juga ber-KTP Bontang. Hehehe...pantesan aja jumlah penduduk Indonesia meledak, ternyata pada punya KTP ganda, eh triple ding :D Untungnya aku segera insyaf, dan segera mematikan 2 KTP, Solo dan Bontang. Yang Bandung? Masih mati suri..lain kali kalo ada kesempatan, akan dimusnahkan juga sih..emm, tapi sayang ah, itu kan KTP pertamaku -halah, sok romantis-

Proses pembuatan KTP ini tentunya harus didahului surat keterangan pindah dari catatan kependudukan kota Solo. Sebetulnya semua berkas pindah sudah jadi sejak Juli 2009, cuman karena kemalasan ya baru diurus bulan Mei 2010. Untung aja tanggal kadaluarsa yg ada di surat pindah tidak dipermasalahkan.

Sebetulnya tahun lalu pernah sih, menanyakan prosedur pembuatan KTP-KK ke seorang oknum aparat kampung. Tapi karena 'dipalak' Rp 100 ribu, aku mengundurkan diri. Yang bener aja,,mahal banget. Karena aku menolak tawaran beliau, walhasil beliau pun tidak mau bertegur sapa lagi dengan diriku. Wah segitunya ya..pasti kabar ini sudah sampai ke seluruh penjuru kampung kami :p

Well, karena merasa kemahalan dengan tarif KTP tadi, akhirnya aku langsung saja datang ke aparat resmi, Pak RT. Ini Pak RT baru saja menang proses pemilihan RT, dan sepertinya cukup punya visi-misi -ceilee-. Bapak ini cukup kooperatif, dan dengan sigap membantu warga barunya ini. Setelah surat pengantar dari RT beres, lalu aku datang ke kelurahan untuk meminta surat pengantar ke kecamatan. Nah di sini 'dipalak' sama pegawai kelurahan sebesar Rp 40 ribu. Kenapa aku bilang dipalak? Karena ngga ada kwitansi resmi. Tuh oknum asal ngomong aja jumlah nominalnya.

Setelah semua berkas terkumpul, aku pergi ke kecamatan. Setelah menyerahkan berkas, trus difoto deh. Di ruang foto ada 2 warna kain background, merah dan biru. Iseng2 nanya, dan dijawab sama tukang fotonya: karena ibu lahirnya tahun sekian, maka fotonya di kain merah ya. Walah, mana jilbabku juga warna merah. Gimana coba, hasilnya ntar..
Setelah foto, disuruh balik 3 hari kerja kemudian, sembari 'dipalak' lagi sebesar Rp 15 ribu.
Begitulah prosesi pembuatan KTP bagi warga pindahan kaya aku.

Hmm...bagi sebagian orang, tarif di atas memang sedikit mahal. Apalagi kalo di kantor kecamatan dengan jelas tertera kalo biaya pembuatan KTP adalah Rp 7500. Dan yang biaya resmi di kelurahan tadi, tidak ada pemberitahuannya. Tapi, kalo mendengar cerita rekan2 di lain wilayah, biaya pembuatan KTP bisa jauh lebih mahal dari yang sudah kubayar. Untuk di kelurahan dan kecamatan tempat kami tinggal, pembuatan KTP tidak makan waktu lama sebetulnya. Cuma 1 minggu, itu sudah termasuk sowan ke pak RT. Biaya totalnya juga sekitar Rp 55 ribu, belum termasuk uang terima kasih ke Pak RT :).

Kayanya pembuatan KTP sudah dikomersialkan, secara semua WNI >17 tahun harus punya KTP. Bisa ngga sih bikin KTP secara online? Pasti akan ada demo dari beberapa oknum aparat kelurahan dan kecamatan, karena sumber pendapatannya dicabut, hehehe..

Harusnya pemerintah bikin aturan ya : Barang siapa yang membayar lebih mahal dari harga yang semestinya, kami ganti selisihnya, 10x lipat. Hehe..kaya di hipermarket saja…

Thursday, May 13, 2010

Haii...

Hai Halo...wah dah lama banget ibu dan Azki main2 di blog tetangga. apa kabar ya semuaaa??
Hope you're all fine :)

Oh ya, sekalian mau memberi tau...bahwa pada akhirnya Ibu-na Azki ini membuka online shop. Sementara masih di Facebook dulu, yg versi web pribadi masih under construction.

OL Shop ini menawarkan Sprei bahan Kaos Combed, atau fitted bedsheet. keterangan lebih lanjut lihat di sini yaa, semoga suka :)

Saturday, February 13, 2010

Toilet Training untuk Azki

Akhirnya ibu berupaya keras mengalahkan rasa malasnya agar bisa segera mentatur Azki.

Langkah apa saja yang ditempuh ibu di proyek besar ini?

Langkah pertama adalah membeli potty alias pispot. Yang biasa aja, plastik warna pinky cap Kiramas. Ada yg bagus capnya Puku Petit, tp harganya 4x lipat. Weleh, mahal2 cuma buat wadah T-41, hihihi..ngga rela eike. Mending buat beli buku di Gramed :p, atau mborong film di ITC kuningan :D

Langkah kedua adalah mengajak Azki berkenalan dengan sang potty. Sejak di toko Azki sudah jatuh hati dengan sang potty. Bahkan hampir ngga mau dibawa ke kasir. sampai di rumah, itu potty ditunggangi mulu. Giliran piss, di samping potty, hehehe..

Langkah ketiga, mendudukkan Azki di potty sesaat setelah bangun tidur. 3 kali percobaan pertama, sukses!! suksesnya cuma buat acara pipip setelah bangun tidur. selain waktu tsb, gagal total. Apalagi pupnya, Azki kalo ngeden ngga keliatan dari mukanya. jadi suka terlambat dibawa ke potty. tapi ya ngga papa, namanya juga belajar, belum ada 1 minggu pula umur si potty.

Langkah keempat, berusaha keras bercanda saat kebobolan, alias Azki pipis/pup di luar potty. Kadang Azki suka marah kalo didudukkan di potty. makanya kadang pottynya dibawa ke halaman belakang, dan Azki diajak duduk di situ sambil diiming2i ada kucing lewat. Hehe..padahal boong :p

Langkah kelima, mengurangi pemakaian reusable diaper dan celana plastik. Ini biar Azki merasa risih kalo urinenya mulai mengucur. Biasanya kan kalo pake celana plastik, dia diem aja. Nah, karena sudah lepas, dia bisa nunjuk2 ompolnya sambil bilang "nih,,iniih,,". Yang kelabakan adalah Sang Emak, neneknya Azki. karena sofanya sudah jadi korban ompolnya Azki, dan menantunya ini tidak mau berrtanggung jawab. Akhirnya emak protes kenapa Azki ngga pake celana plastik. Kayanya kalo Azki keseringan ngompol di rumah emak, bisa2 dilarang main ke sana nih :D.

Yah..begitulah awal dari Toilet Training untuk Azki. Toilet Training atau Toilet Learning ya? pilih Training aja ah,, kan kaya Training Cup, Training Center, Celana Training, hehehe...ngga penting :p

Nah, belum ada sebulan ini, Azki sudah mulai menunjukkan tanda2 kemajuan. Lebih cepat ngasi tau pertanda mau pup. dan langsung cepat2 ke potty kalo sudah pipis, hihihi...^_^

Anak penjual nasi uduk di depan rumahku sedang hamil 6 bulan.
Iseng-iseng aku nanya:

A : sudah ketauan dong, cewe/cowonya
X : belum
A : lho, emang ngga di-USG?
X : ah ngapain. orang kita mah, dikasi cewe/cowo, sama saja. Mahal Ly, klo USG.
A : oh gitu. Tapi USG ngga cuma ngliatin jenis bayi lho.
X : emangnya bisa ngapain aja?
A : macem-macem. tinggal tanya sama dokternya

Aku jadi teringat dua tahun lalu saat hamil Azki. Ketika di-USG, pertanyaan yang beberapa kali kuajukan adalah: estimasi berat janin, ukuran kepala, lokasi plasenta, lokasi tali pusar, air ketuban, jumlah tangan-kaki janin, dan posisi janin. Waktu itu, kalo istirahat di kantor suka nonton TV. Beritanya suka aneh2. Bayi yang sakit ini-lah, bayi yang cacat itulah..makanya suka parno sendiri. sama temen kantor malah dilarang nonton berita kaya gitu. katanya pamali. akhirnya nonton TVnya pas infoteinmen sajah, hehehe..*karena sdg hamil, dapat dispensasi tidak sering turun lapangan, tapi harus memantau kondisi penawaran material --disambi nonton TV tentunya, hehe

Balik ke cerita USG tadi. Apakah biaya cek melalui USG mahal? ya relatif. 8 bulan pertama masa kehamilan, biaya USG-ku di RSB Duren Tiga adalah 75 ribu, kira2 segitulah. Nah pas pindah ke Solo, biayanya adalah 25 ribu. Ya mungkin untuk beberapa orang memang mahal. Tapi itu omong kosong saja, lha wong para suami di daerah sini sanggup kok mbakar rokok puluhan bungkus dalam 1 bulan. kenapa disuruh USG malah bilang mahal?

Kisah TK di Belakang Rumahku

Beberapa minggu lalu, ada musibah kecil di depan rumah.

Seorang anak kecil, siswa TK di belakang rumah, tertabrak angkot saat hendak meenyeberang jalan.
Si anak ini terluka di bagian pelipis, dan segera dibawa ke rumah penjual alat listrik untuk diobati. Tidak luka parah, karena masih bisa berjalan sendiri.

Pertanyaannya: Bagaimana mungkin, pada jam sekolah, seoorang siswa TK bisa keluyuran ke jalan hingga tertabrak? Di mana gurunya? di mana orang tuanya? Apakah sekolah tidak punya pintu gerbang? Inilah yang menjadi bahan kemarahan tetangga sebelah rumah.

Sekilas tentang TK ini.
Kegiatan belajar-mengajar TK ini berlangsung di teras sebuah rumah, dindingnya tepat menempel dinding belakang rumahku.Tapi sayangnya, rumah ini tidak dikondisikan layaknya TK. Entah dapat ide dari mana kok bisa membuat TK macam begini. Tidak ada area bermain, tidak ada halaman, tidak ada pengaman agar anak tidak keluar-masuk, dan penjaja makanan ecek-ecek bebas nongkrong, mungkin malah ikut menyimak pelajaran :D

Saat subuh, yang punya rumah --sebut saja namanya Mpok Onah-- menata perabot sekolah. Meja-kursi dikeluarkan dari susunannya, dan ditata. Saat pukul 10 pagi, derit-derit perabot terdengar lagi. Pasti sedang dibereskan.

Tidak ada yang melarang rumah dimanfaatkan sebagai tempat belajar. Namun jika sudah mencakup kepentingan publik, seharusnya segala syarat2 fisik harus dipenuhi. Aku ngga tau apa pendiri TK ini pernah sekolah di TK. Atau pernah survey TK atau melihat preseden. Aku dulu juga ber-TK di halaman rumah simbah. Rumah simbah luas, jadi halamannya dibangun ruang2 untuk TK..Sisa halamannya dipakai untuk area bermain. Kalo pulang sekolah dan belum dijemput, aku biasanya masuk ke rumah simbah nunggu dijemput Yu Atun atau Mama. Nah, bisa kan?asal memenuhi syarat saja.

Materi belajar TK ini lumayan berat. Lho kok tau? lha wong suaranya kedengaran dari rumah, hehehe..Materinya sudah masuk calistung (lho kan kebanyakan TK memang begini ya?) entahlah apa materi ini ideal untuk anak usi 4-5 tahun. tapi klo ngedenger sendiri, aku tidak tega kalo Azki masuk sekolah di situ. Satu hari aku mendengar mereka berhitung pertambahan. 13+2, 11-3, and so on. Jika tidak ada aral melintang, bulan depan mereka akan belajar logaritma, diferensial dan integral, hehehe..becanda :D

Dari segi lay out ruang, aku miris
Dari segi materi belajar, aku ngilu dengernya
Dari segi pendidikan sopan-santun? jangan ditanya...bubar jalan deh.

Mungkin karena tidak ada pendidikan moral yang cukup itulah, anak-anak ini menjadi 'liar' sekali. Merusak pohon penduduk yang sedang berbuah, menghancurkan batu bata yang sedianya akan dipakai untuk membangun pagar, membuang sampah di depan rumah orang dan di jalanan, menngintip rumah orang, berlarian di tepi jalan yang ramai tanpa pengawasan orang dewasa, dan lain-lain. Itu semua terjadi di jam sekolah, tepatnya saat istirahat. Benar-benar annoying!!

Dan buah dari kelalaian guru dan orang tua adalah kecelakaan kecil tadi.

Bagi yang mau mendirikan TK, tolong lihatlah preseden, carilah studi kasus serupa, seperti apa TK yang bagus. Kegiatan apa yang masuk program belajar. Karena jenis kegiatan akan men-generates ruang2 yang harus disediakan. Selain itu juga perlu diperhatikan masalah sirkulasi dan pengamanan, baik sirkulasi murid, guru, orang tua, dan tukang jajanan (kalo boleh jualan di sekitar sekolah).

Whee..lah, kok malah kuliah Perancangan di sini. Ga perlu jadi arsitek lah kalo cuma bikin TK. Yang jelas otak dan sense-nya dipake, beres.

Sebetulnya lahan halaman rumah kami cukup luas untuk dijadikan area bermain anak-anak. Cuman yaa..hmm... mungkin tabiat negatif sudah berkerak dan sulit hilang, akhirnya tanpa izin, tanpa -kalo orang Jawa bilang- nyuwun sewu,, pun mereka sudah turut berkontribusi mengacak2 halaman depan rumah kami.

Kalo kata Mama (Uti Azki), coba pasang ayunan di halaman, biar anak2 TK bisa main.
Hihihi..trus sumbangsih gurunya apa dong? ajarin sopan santun dulu, baru kubuatin, qiqiqix :p

Hmm..mulai berpikir di mana calon TK yang tepat buat Azki, 2.5 tahun lagi. Survey aah...
Kalo menurutku pribadi, TK yang baik adalah TK yang:
- Banyak menstimulasi perkembangan otak kanan-kiri anak secara seimbang
- Ruangannya bersih, ceria (penuh gambar).
- Ada area bermain dan berolahraga
- Ada kebun bunga (hihihi,,penting ngga sih?)
- Sanitasi bersih
- Di lingkungan yang tidak berakses langsung dengan jalan raya, apalagi exit toll, ntar dikira perumahan.
- Pengamanan OK (ada pagar yang terkunci selama proses KBM)
- Tidak ada mang-mang penjual jajanan beraneka warna-rupa-rasa. brati sekolahnya harus menerapkan kebijakan "membawa bekal dari rumah", kaya sekolahnya Toto Chan,
- Tidak perlu heboh berbahasa Inggris-Mandarin-Jepang, yang penting islami dan mengutamakan sopan santun.
- Ada program field trip

Hoahmm..requirement-nya muluk ga sih?

Saturday, January 16, 2010

Bergaya di Solo City Walk



Sejak dipimpin oleh walikota bapak Joko Widodo, banyak sekali perubahan yang terjadi di kota Solo, terutama perbaikan trotoar (ini yang paling terlihat). Pak Walkot pengen banget warganya bisa jalan2 di trotoar dengan aman, kek di luar negri gitu (luar negrinya mana, ga jelas). Sebetulnya memang ada program Sister City, cuma lupa euy sama kota mana..^_^

Nah, kami pun tergoda untuk menjajal City Walk ala kota Solo ini. Tepatnya di ex Pasar Triwindu, depan Pura Mangkunegaran. Pasar Triwindu-nya (pasar yang menjual barang antik, semacam yang di Jalan Surabaya, Jakarta) sih sudah direlokasi. Nyobanya Minggu pagi, jam 6.30, jadi masih sepi dan sejuk. Monggo dilihat...





Nah yang terakhir itu gambar hidangan dari Gudeg Yu Mari, yang ternyata ga direkomen oleh kerabat kami.

Sebetulnya belum puas,,masih ada beberapa lokasi lainnya yang dibenahi trotoarnya, dari Sriwedari sampai Loji Gandrung. Dan denger2, daerah Benteng Vastenburg (eh bener ngga nulisnya gini) juga dipugar jadi lebih keren. Wah lupa ke sana :( Tenang, masih ada liburan2 berikutnya. Semoga Solo berhasil menciptakan area yang nyaman buat jalur pedestrian, sepeda, becak, sepeda motor, sampe truk barang. Semangat Pak Walkot!

*btw, jadi teringat dengan mata kuliah "Pemugaran" dan Tante Ratri, hihihi..




Pascaliburan 2009-2010

Setelah berlibur hampir 1 bulan di Solo, saatnya kembali ke rutinitas sebagai Full Time Mom. Pulangnya juga lebih cepat dari yang direncanakan, karena ayah kangen, ngga ada yg membersihkan rumah. Weleh...

Sampai di rumah, langsung aku takjub atas 'kerusuhan' yang ada di rumah. Yah inilah rumah yang ditinggalkan sang nyonya selama kurleb 1 bulan. Seorang pria memang jangan diharapkan membersihkan rumah.

Badan capek, tapi mata risih melihat kekacauan di rumah. Akhirnya mulut dan hati mengomel ngga karuan. Ih bener2 deh....

Saat itulah ayah berkata, mana ada pegawai dapet cuti satu bulan. Ternyata, rasa capek bisa meredam serangan balik yg siap meluncur untuk ayah...coba kalo ngga..kaya gini nih yang bakal kuomongin:

"Pegawai kerja selama 8 jam sehari, sabtu-minggu libur. Jobdescnya cuma di satu divisi.
Ibu rumah tangga? kerja 16 jam sehari, sabtu-minggu masuk. Jobdescnya segala urusan rumah tangga: financial, HRD, food&beverages, cleaning service, social life...you name it.
Wajar dong jatah cutinya 2x lipat pegawai kantoran. Qiqiqiqix...^_^v
Pembenaran...pembenaran.....
memang enak kalau mengajukan pleidoi...

Setelah 2 hari berkutat membersihkan rumah (ngga sempurna juga, makanya masih mangkel), akhirnya sempat juga main ke tukang nasi uduk depan rumah. Sampe sana ditagih oleh-oleh.
* Mana oleh-olehnya dari Solo?"
# Ngga kebawa Bu, habis beraaat...
* Lah emang mau bawa apaan?
# Kraton Solo...

Ada lagi yang lain..dateng2 langsung dengan songongnya nagih
* Mana nih oleh-olehnya?
# Memangnya Bapak -waktu saya berangkat- ngasi bekal berapa kok berani nagih oleh-oleh?
* Lah sapa tau di kampung lagi bagi warisan
# Sembarangan..ngatain orang tua saya meninggal. kalo ada juga Bapak ngga saya bagi
* ==> jelek banget ketawanya :(

Bukannya ngga bawa oleh-oleh. Kan Ayah Azki pas pulang dari Solo awal Januari sudah bawa segala panganan. Memang kuakui Ayah Azki ini kurang pinter matematika, buktinya, pembagian aja ngga merata. Alaaah, opo tho yo...Sorry ya Yah..

Nah kenapa aku ngga bawa oleh-oleh?
Pertama, jadwal pulang yang mendadak ngga memungkinkan hunting makanan.
Dua, aku pulang cuma berdua ama Azki. Ngga mau nambah2in bawaan, cukup Azki, 1 ransel, dan 1 koper.

Jadi yaaa.harap malkum, eh maklum.
Toh ke Solo kan ngga cuma sekali ini. masih banyak kesempatan berikutnya, hehe....

Friday, January 1, 2010

Buku Bagus

Sekitar 8 bulan yg lalu, atau kapan ya tepatnyaa? aku pengeeeen banget beli buku yang dari judulnya aja sudah menggugah semangat keibuan (mulai berlebohai deh..). Judulnya "Bunda Manajer Keluarga". Waktu itu kalo ga salah ada seminarnya di pameran buku di Istora Senayan. karena tidak sempat ke pameran, akhirnya nyari di Gramedia. Dan...sudah habis. Wuih, jadi makin penasaran dong, apakah benar isinya sebagus judulnya?

Eh ternyata... pas liburan di Solo ini, Uti punya lho bukunya! senang, jadi bisa nunut mbaca. Emm kalo dibawa pulang ke Tangerang boleh ngga ya? dijamin akan dirawat ini buku dengan penuh cinta..

Ternyata buku yang ditulis Ibu Irawati Istadi ini mengibaratkan rumah tangga sebagai perusahaan. Karena di dalamnya ada Divisi Keuangan, Properti, Humas, Bina Rohani, Personalia, Food & Beverages, Cleaning Service,, you name it laah, semua ada di rumah. So, tentunya dibutuhkan Manajer dan CEO yang handal biar "perusahaan" ini tetap berdiri.

Buku ini terdiri dari 3 bab, plus banyak tips dari beberapa ibu yang beberapanya pasti sudah kita kenal, misalnya Dewi Motik, Astri Ivo, Tutty Alawiyah, Ratna Megawangi, Okky Asokawati, Fifi Aleyda Yahya, dan tentunya idola saya: Ibu Yoyoh Yusroh. Ngga ngidolain banget-banget sih, tapi kagum sama perannya sebagai IRT dan wakil rakyat. Masih banyak lagi expert mom yang ikut urun pendapat di sini.

Secara keseluruhan, buku ini aku nilai bagus deh ya...:)

Pola Asuh

Kita sebagai orang tua tentunya tau, bahwa pola asuh yang diterima anak haruslah berada dalam satu norma yang sama, terutama dari orang tua dan keluarga terdekat.
Hal inilah yang sebetulnya ngga kami lakukan terhadap Azki.

Ibu dan ayah bahkan ngga pernah membahas masalah ini sebagai masalah yang urgent. Yang kami sering lakukan adalah, kalau Azki menangis karena ibu melarangnya main di depan kulkas yang terbuka, ayah akan menggendongnya, berkata "cup cup cup" dan dengan baik hati membukakan pintu kulkas. Main di kulkas ini baru satu masalah. Masalah pelik lainnya adalah jika Azki sudah mulai mingkem ngga mau makan, ayah akan bilang ke ibu "sudahhh.. kasi mimimo ajaa". Berulang2 seperti itu solusinya.

Masih banyak lagi kejadian di mana ibu melarang, ayah akan datang sebagai super hero. Jadi kalo ibu perhatikan, sekarang Azki tahu harus pergi ke siapa untuk mendapatkan jawaban "Ya" untuk semua permintaannya. Pergi ke Ayah, atau pergi ke Baba. Akibatnya, semua kebijakan ibu menjadi tidak populer di mata Azki (cieee...bahasanya kaya ngomongin politik aja). Kalo ada kami bertiga dalam satu ruang -ibu, ayah, baba- Azki akan memilih ibu sebagai opsi terakhir untuk dipeluk2. Hmm.. ternyata batita begini sudah pintar mencari suaka...

I'm still in searching for any reading materials about this problem.
Atau ada teman yang mau share?



Thursday, December 31, 2009

Mengharap Maaf dari Seorang Ibu

Ini kisah yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Awalnya tentu saja diceritakan dalam bahasa Jawa, lha wong yang nyeritain juga wong Jawa. Ini kisah nyata, terjadi pada kerabat kami di Solo.

Tersebutlah seorang ibu, sebut saja namanya Ibu K, dengan anaknya bernama Boy. Hubungan Boy dengan ibunya tidak bisa dibilang baik. Boy sering menyakiti hati ibunya dengan perilakunya yang sering keluar rumah, ndak jelas tujuannya apa. Bertahun2 selalu seperti itu. Ibu K pun selalu memaafkan Boy, untuk kesalahan yang kesekian kali.

Saat usianya sudah memasuki usia cukup kerja, Boy pun melamar pekerjaan. Ngga cuma sekali tentunya. dan akhirnya dia diterima kerja di satu perusahaan. Dalam perjalanannya, Boy berkali2 resign. Ngga cocok sama kerjaannya. Ngga cocok juga kali ya, sama gajinya. Dan Boy pun kembali suntuk. Di hari2 yang suntuk itu dia kepikiran mendatangi seorang yang dianggapnya Kyai. Boy bercerita kegagalannya bekerja ini-itu. "kyai" tadi bertanya, apa Boy punya masalah dengan ibunya? Boy menjawab, sudah selesai. sudah tidak ada masalah lagi.
"Kyai" tadi lalu menyarankan Boy melakukan begini: cucilah kaki ibumu dengan tanganmu sendiri,, lalu basuh mukamu dan minumlah kamu dengan air bekas cucian tadi.
Sekilas terdengar aneh, dan 'yeeewww'... masa air cucian diminum. Karena si Boy tadi penasaran, dilakukanlah perintah 'kyai' tadi. Sebelumnya dia minta maaf lagi ke Ibu K.

Beberapa waktu berlalu, kehidupan perekonomian Boy membaik. Hubungannya dengan Ibu K juga mulus2 aja, ngga pernah ada konflik lagi, sampai sekarang.

Kisah ini diceritakan mamaku. Pesan blio: Orang tua, selalu memaafkan anaknya. ngga peduli segede apapun salah anaknya. Tapi, ada masanya saat Allah tidak rela orang tua disakiti, bahkan saat sang orang tua sudah memaafkan. kadang diperlukan tindakan minta maaf yang ekstrem seperti yang sudah dilakukan Boy tadi. Saat kita berselisih dengan orang tua, kita ngga tau sedalam apa luka hati orang tua kita.

Aku sebagai anak, tentunya pernah melukai hati orang tua. Sering, malah. Sering pula meminta maaf. tapi tidak pernah tau apakah Allah, yang kuharapkan ridhonya, sudah memaafkanku atau belum. Positive thinking aja kali yaa..

*cara meminta maaf Boy pada ibunya yg bikin hatiku merinding itu rupanya pernah dilakukan oleh selebriti/musisi Indonesia. itu tuh, yg berinisial A*m*d D*a*i, pemilik manajemen republik cinta.