"Ya Allah selamatkan Ya Allah" desah seorang wanita sekitar 40'an.
jam 9 malam, 27 Desember 2014, aku berlari sendiri dari rumah ke pasar klewer, kemudian berhenti di sisi barat klewer. Sudah jelas kobaran kepulan hitam sudah merambah bagian barat pasar. angin bertiup kencang menerbangkan serpihan kain yang terbakar. Banyak orang pasrah, sekedar menontonpun juga pasrah ketika mulut mengaduh meminta pertolongan-Nya, miris melihat banyak pedagang terdiam pasrah, ada yg menelfon dan berbicara "iki nggonku yo wes entek kabeh",, menelfon yang entah itu dengan siapa sambil menangis. Sadar api mulai memakan sisi timur, seketika aku berlari ke arah timur, memutar jalan mengitari masjid gede, gelapnya mati lampu, sendiri. karena aku tahu jalan raya sudah dipenuhi mobil pemadam kebakaran, dan tidak memungkinkan aku tuk lewat.
sampai di timur klewer, tampak pemandangan yang berbeda. masih banyak pedagang yang mengevakuasi dagangannya. Teriakan "Woi minggir2" sembari mengangkut kodian baju batik terplastik, ya, suasana gaduh dan jutaan hati kalang kabut lebih panas daripada suhu udara, ada keluarga bergotong royong keluar dari gedung yang belum terjamah oleh gemuruh si jago merah, dari berbagai etnis, china, arab, jawa, semua ada. Ah, mengapa tidak kau turunkan saja hujan, yang deras, di malam ini Ya Allah. Seandainya aku bisa merekam semua kejadiannya.
Konspirasi yang berkalut terkait "revitalisasi pasar" yang sudah dicanangkan sejak tahun 2008, dihubungkan dengan kejadian ini.
Tahun 2008, program pemerintahan Jokowi adalah Revitalisasi Pasar di daerah Solo. Tujuannya adalah memodernkan pasar tradisional yang kumuh dan meningkatkan daya saing terhadap mal mal yang telah dibangun. Sistemnya adalah pasar yang lama diambrukkan, pedagang diberi pasar darurat, dan mereka dapat kembali berjualan seperti sediakala jikalau pemilik kios yang lama mempunyai sertifikat kios, dengan tambahan membayar biaya pembangunan. Sudah hampir semua pasar di Solo yang sudah direvitalisasi, seperti kadipolo, pasar kembang, nusukan, harjodaksino, dll.
Hanya pasar klewer yang menolak, karena menimbang biaya pembangunan yang hampir 100juta/kios.
Hanya pasar klewer yang menolak, karena menimbang biaya pembangunan yang hampir 100juta/kios.
ada yang berpendapat bahwa kebakaran ini dikarenakan untuk memuluskan program revitalisasi tersebut, tapi juga terkait dengan musibah yang tidak disengaja. Wallahu a'lam. Kita berdoa saja, semoga Allah mengganti kerugian bagi mereka yang terkena musibah, aamiin.
Suatu masa, lebih dari 2 dekade yang lalu.. saya bergandengan dengan Yang Uti.. mau membeli garang asem selepas tutup kios.
"Yang Ti.. aku di dalam (kios) aja, enak bau kain (batik)"
"Yo, ning ojo suwe2.. mengko sing adol garang asem ndak selak mulih"
Cucunya pake basa Indonesia.. Neneknya sabar banget pake basa jawa.
Memorable moment. Klewer. Yang Ti. Dan perasaan senang menyusuri labirin2 seakan2 sedang main petak umpet.
2 comments:
Innalillahi, kasihan ya mbak banyak yang kehilangan pastinya
iya mbak, insya Allah ada hikmahnya :)
Post a Comment