Friday, December 6, 2013

Melerai Pertengkaran


Masih berkaitan dengan postingan kemaren tentang menjadi wasit, saya dapet tips dari seorang teman nih, berdasar pengalaman dia dengan... 4 anak gituh?
Kalo baca buku parenting ttg temper tantrum kita emang gak boleh panik apalagi kepancing marah. Juga gak boleh jadi mudah mengikuti keinginannya krn khawatir jd cara dia untuk meminta selanjutnya. Kalo saya memilih melaksanakan beberapa langkah setiap ada kejadian:

1. Hindari pertengkaran lebih bahaya. Tahan badan anak dengan memeluknya supaya tdk membahayakan orang lain. Singkirkan barang barang tajam seperti gunting dr lingkungannya.

2. Kalo sdh agak tenang, biasanya sy langsung memeluk sang korban untuk menenangkan perasaannya. Kalo sdg tidak bisa krn masih menenangkan pelaku biasanya saya minta kakaknya bantu memeluk sang korban.

3. Tanya masalahnya dengan nada datar tanpa marah. Dengarkan penjelasan dr semua belah pihak tanpa menjustifikasi terlebih dahulu. Hargai setiap niat baiknya, dan luruskan dimana letak kesalah pahamannya.

4. Akui perasaan mereka. Misal "ummi ngerti kamu kesal dan marah, kamu boleh marah tapi tidak boleh dengan menyakiti orang lain" atau misal"oh ummi ngerti kamu kesal karena mainanmu direbut, tapi kita bs bicara dengan baik tanpa menyakiti"

4. Stimulus mereka untuk mengeluarkan win win solution. Kalo tidak atau blm bisa, tawarkan solusi dr kita

5. Ajak mereka mengakhiri perselisihan dengan jalan saling meminta maaf, dgn diawali oleh permintaan maaf sang pemicu kesalahan. Juga ttp mengajak minta maaf untuk korban awal yg biasanya membalas dgn perilaku negatif pula.

6 jika kesemuanya masih blm berhasil biasanya saya meminta beliau memisahkan diri untuk menenangkan diri. Dlm keadaan yg lebih tenang, pemberian pengertian lebih mudah untuk diberikan

7. Dalam keadaan yg masih sangat tegang. Dan juga memanas. Saya memeluknya dgn berdoa diahadapan anak dgn doa doa kebaikan dan harapan saya terhadap beliau. Kemudian membacakannya al quran. Kalo masih blm juga, biasanya saya bilang "abang warning 1 ya hari ini" dia tau kita punya perjanjian kalo sdh warning 3 dalam 1 hari dia tidak mendapat cerita malam pengantar tidur. Biasanya beliau mereda. Kemudian pengertian itu saya sampaikan dlm bentuk dongeng malam hari (diwaktu terpisah). Mengangkat masalah dgn bentuk cerita yang lain agar tidak personal attack Dan saat qiyamul lail biasanya saya secara khusus mendoakan anak ini. Sambil mengusap dan menciumnya. Doa ibu dalam kebaikan dan keburukan itu tidak ada penghalangnya. Maka berdoalah selalu untuk kebaikan anak anak kita. Naudzubillah jangan sampai kita marah dan kelepasan mendoakan keburukan baginya

Nah,, ternyataa.. saya masih beginner banget yaaa, terbukti bahwa saya amat jarang melakukan solusi yang paling akhir ---> qiyamul lail, a.k.a solat tahajud. Yaaa pernah sih... Cuma kok nguantukknya ituu. Padahal saya yang butuh sholat,, bukan Allah yang butuh sholat saya. Saya butuh anak2 saya jadi begini-begitu, tapi kok ya ga nyadar musti nambahin solat. 


No comments: