Thursday, February 12, 2015

Gak Boleh Pergi Sendiri


Saya bukan aktivis feminis,, bukan juga member gank Femen yang lagi ngeHits itu (naudzubillahi min dzalik). Tapi pas saya baca berita ini kok rasanya... Hmm gimana ya menjelaskannya?

skrinsyot dari link di atas

Tentunya saya ga mau dituding sebagai bagian dari "kaum yang mengambil sebagian ajaran agama dan mencampakkan sebagian lain". Tapi otak saya ini jelas ga mampu mencerna,, bagaimana mungkin mengendarai mobil bisa memicu tindak perkosaan.

Kalo menurut Dr Saleh ini,, ya mungkin saja,, katakanlah si mobilnya rusak di suatu tempat antah berantah yang mana memunculkan potensi tindak perkosaan terhadap si pengemudi wanitanya. 

Anggaplah saya hobi mantengin angka,,, maka saya akan nanya,, berapa % kah wanita yang mengendarai mobilnya akan tersesat dan rusak? Prosentasinya pasti akan tinggi kalo surveynya di kumpulan sinopsis film slasher holiwuud. 

Masih menurut Dr Saleh,, wanita di negerinya punya 'kekuasaan' di mana mereka bisa -dengan gesture tertentu- meminta mahromnya untuk mengantar bepergian. Contoh mahrom itu adalah: Suami, saudara laki2, anak laki2, keponakan, om, pakde, dan kakek. Satu solusi kalo ga punya/ga mau disupirin mahrom,, yaitu si wanita bisa merekrut driver wanita nonmuslim,, kalo perlu impor juga gapapa! Tajeer kan yaaah,, driverny aja ekspat, hyehehe

Pandangan Dr Saleh ini bertentangan dengan kebijakan pemerintahannya menerima TKW muslim dari negara seberang lautan. itu TKW kan pada ga bawa mahrom. Bawa surat mahrom? Ya jelas tipulaaah... surat mahrom mah cuma laku buat jemaat umroh/haji.

Yaa yaaa,,saya harap Dr Saleh cuma nyepet wanita di negaranya aja, ga sampe kesini-sini lah. Soalnya repotlaaah kakaaaak.. kalo diterapkan ke saya yang berprofesi sebagai ojek ceria ini,, nganter anak sekolah, belanja sayur, ini itu dan sebagainya. Mahrom saya di kota ini kan cuma satu bijik,, satu itu juga sering ngider sendiri. Pernah juga mengalami masa2 di mana saya mahromless selama beberapa minggu dan harus cek kandungan ke RS.

Salam Takzim buat sepupu saya yang mengingatkan tentang hadits berikut:

"Janganlah wanita safar (bepergian jauh) kecuali bersama dengan mahromnya, dan janganlah seorang (laki-laki) menemuinya melainkan wanita itu disertai mahromnya. Maka seseorang berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sesungguhnya aku ingin pergi mengikuti perang anu dan anu, sedangkan istriku ingin menunaikan ibadah haji.” Beliau bersabda: “Keluarlah (pergilah berhaji) bersamanya (istrimu)". [HSR. Imam Bukhari (Fathul Baari IV/172), Muslim (hal. 978) dan Ahmad I/222 dan 246]


"Janganlah seorang wanita safar sejauh tiga hari (perjalanan) melainkan bersama dengan mahramnya". [HSR. Imam Bukhari (1087), Muslim (hal. 970) dan Ahmad II/13; 19; 142-143; 182 dan Abu Daud]


Saya sedikit kontra dengan pandangan Dr Saleh bukan untuk mencari2 celah ngabur sendiri berhari-hari lho yaaa. Lagian gak enak laah halan-halan (baca: jalan-jalan) ke luar kota kok dewe,, kalo capek ga ada yg disuruh mijetin. Heheuuu


No comments: