Friday, January 1, 2010

Pola Asuh

Kita sebagai orang tua tentunya tau, bahwa pola asuh yang diterima anak haruslah berada dalam satu norma yang sama, terutama dari orang tua dan keluarga terdekat.
Hal inilah yang sebetulnya ngga kami lakukan terhadap Azki.

Ibu dan ayah bahkan ngga pernah membahas masalah ini sebagai masalah yang urgent. Yang kami sering lakukan adalah, kalau Azki menangis karena ibu melarangnya main di depan kulkas yang terbuka, ayah akan menggendongnya, berkata "cup cup cup" dan dengan baik hati membukakan pintu kulkas. Main di kulkas ini baru satu masalah. Masalah pelik lainnya adalah jika Azki sudah mulai mingkem ngga mau makan, ayah akan bilang ke ibu "sudahhh.. kasi mimimo ajaa". Berulang2 seperti itu solusinya.

Masih banyak lagi kejadian di mana ibu melarang, ayah akan datang sebagai super hero. Jadi kalo ibu perhatikan, sekarang Azki tahu harus pergi ke siapa untuk mendapatkan jawaban "Ya" untuk semua permintaannya. Pergi ke Ayah, atau pergi ke Baba. Akibatnya, semua kebijakan ibu menjadi tidak populer di mata Azki (cieee...bahasanya kaya ngomongin politik aja). Kalo ada kami bertiga dalam satu ruang -ibu, ayah, baba- Azki akan memilih ibu sebagai opsi terakhir untuk dipeluk2. Hmm.. ternyata batita begini sudah pintar mencari suaka...

I'm still in searching for any reading materials about this problem.
Atau ada teman yang mau share?



3 comments:

Motik said...

hehehe emang sulit ya ternyata menerapkan 1 suara dalam mendidik anak.

Aku juga sudah komitmen sama suami sebisa mungkin harus 1 suara supaya anak nggak merasa ada backing-an. Ya kadang ada saatnya juga nggak 1 suara sih, karena kalo udah kejadian kadang pertentangan sama perasaan hehe.

Tapi yang parah kalo lagi di rumah mertua. Segala aturan kami jd dilanggar sama mertua dengan alasan 'nggak apa2 lah sekali2'. Mau negor agak sungkan. Kalo udah gitu palingan ngedumel ke suami hehe..

edratna said...

Mumpung masih kecil, bicarakan dengan suami, secara garis besar prinsip mendidik anak...antara ayah dan ibu harus ada pola asuh sama...agar anak disiplin. Kadang memang nggak tega, tapi harus dilakukan.

Jika salah satu pihak tak setuju, menganggap pasangannya terlalu baik, sebaiknya diskusikan di kamar, tanpa di dengar anak.
Ini sekedar sharing, karena ada teman saya anaknya bermasalah, dan setelah ke psikolog, disebabkan pola asuh yang berbeda antara ayah dan ibu. Ibunya disiplin, namun ayahnya serba membolehkan...dan saat anak menjadi nakal, sang ayah berbalik disiplin, ini membuat anak bingung.

Bagi psikolog, anak tak pernah salah..kesalahan di pihak orangtua.

mommy-azki said...

@motik: iya mbak, kadang mertua lebih manjain. jd kita suka serbasalah.

@bu enny: iya bu, selama ini mmg blum prnh diomongin scara khusus. makasih masukannya bu :)