Tuesday, August 30, 2011

Kesehatan Anak untuk Karier Anak

Waktu pertengahan bulan Ramadhan kemarin, mushola sebelah rumah kebagian jatah buka bersama yg diadakan oleh PT. Angkasa Pura. Ini karena kampung kami ada di BSD, alias Bandara Sonoan Dikit, hehee..

Awalnya yah standar lah ya..pidato2 dulu sebelum adzan. Habis adzan ada sesi tanya jawab. Saya mendengarkan dari dalam rumah saja, soalnya suaranya kenceng bgt pake loud speaker yg kedengeran sampe rumah :D

Sesi tanya jawab ini lebih ke arah masalah Recruitment pegawai yg dibuka oleh perusahaan tsb. Salah satu jamaah (warga sini juga sih) bertanya, kenapa anak/sodaranya apply ke PT AP kok ga diterima. Dan ini ga kejadian di satu orang saja, melainkan beberapa applicants lainnya. Saya mengerti pokok permasalahannya, yaitu warga di sini 'menuntut' dipekerjakan di PT AP karena merasa menjadi warga asli di sini, yg dahulu sebagian lahannya dibeli untuk kepentingn perluasan bandara. Ibaratnya kompensasi laah.. Yang kaya gini nih ga cuma kejadian di kampung kami dgn PT AP saja, tapi pastinya masih ada perusahaan lokal/asing lainnya di Indonesia yg 'bernasib' serupa dengan PT AP untuk urusan perekrutan pegawai.

Menurut perwakilan PT AP yg juga warga kampung sini, ada 2 alasan kenapa para pelamar dari kampung sini ditolak.
1) Tidak melalui jalur ujian resmi. Tes masuk PT AP diselenggarakan di kampus UI, informasi lowongannya ada di koran nasional, dan penyerahan dokumen lamaran dilakukan via internet. Masalahnyaaa.. di kampung sini mana sih keluarga yg langganan koran nasional? setau saya cuma mertua saya dan pemilik warung padang langganan saya yg baca koran. Selain itu,, pendidikan warga sini mayoritas setingkat SMU, sedangkan permintaan perusahaan adalah minimal D3. Trus.. mana ngerti anak sini soal internet? maksudnya, mereka ga ngerti lah urusan proses lamar pekerjaan via internet. ngertinya cuma game online atau browsing gambar/video atau chatting. bukannya menghina, tetapi memang itu yang saya temukan di sini saat ngobrol2 ringan sama tetangga sekitar.
Ohya, warga sini sebetulnya banyak kok yg kerja di bandara,, tapi biasanya bukan sbg karyawan tetap. kalo karyawan tetap pasti sudah tua atau malah sudah pensiun.

2) Kondisi kesehatan. ternyata..anak2 muda di sini walaupun nampak sehat, tetapi di atas kertas lab, kondisinya jeblok. Rata2 mereka punya masalah di paru-paru. Ya gimana mo sehat.. dari kecil sudah dikelilingi asap rokok: bapaknya, pamannya, kakeknya, tetangganya,.. begitu udah ABG, mulai coba2 merokok. Ini saya berbicara ttg warga pria, walaupun yg wanita muda pun kebanyakan menjadi perokok pasif. Selain karena rokok, kebiasaan jelek lainnya adalah begadang, nongkrong malam2, mgkn karena nganggur atau karena ortu ga perhatian, jadi anak sembarangan aja keluyuran. Begadang juga ga bagus kan buat paru-paru.

Apa yang pengen saya omongin di sini adalah, bahwa kita sebagai orang tua, punya peranan penting banget buat karir anak kita ke depannya. bukan hanya doa, tapi juga prinsip gaya hidup. Di kampung sini saya melihat, orang tua peduli dalam hal sandang-pangan-papan. tapi dalam hal kesehatan kurang peduli. kadang juga urusan pendidikan jg diabaikan. Kasian kan kalo ortu membiarkan anak terpapar asap, eeeh ga taunya pas dewasa si anak punya gangguan kesehatan. Pas apply kerja, ga diterima. lalu nganggur. akibatnya, kerja serabutan. Ortu sudah tua, terbebani oleh kondisi anak. semua hanya karena ortu kurang peduli kesehatan, apes2nya ke ortu juga toh? Saya sendiri masih jauh dari sempurna kalo utk urusan kesehatan. Kurang makan buah, kurang makan ikan,, tapi entah kenapa punya anak yg menjadi monster fruities alias pemakan segala buah, dan juga ikan, hehee.. mgkn ini turunan dari bapaknya :)

Semoga kita bisa menjadi ortu yang bertanggung jawab terhadap anak, ga cuma dari segi materi fisik, tapi juga segi kesehatan :)

1 comment:

Lidya said...

Amin,semoga doanya terkabul. mohon maaf lahir dan batin